Siapa yang tidak pernah mendengar Kantor Pos?, tentu siapapun pernah mendengar dan pernah mengirim surat dan barang melalui jasa ini. Namun, tahukah Anda mengenai sejarah dan perkembangan Pos Indonesia yang selama ini masih tetap eksis melayani seluruh kebutuhan warga Indonesia dalam hal jasa pengiriman.
Walau saat ini perkembangan teknologi semakin canggih, sehingga beberapa fungsi dari jasa Pos sedikit menurun. Namun, tetap lembaga ini memberikan banyak kemudahan bagi Anda yang ingin mengirim paket dalam jumlah besar. Memang saat ini persaingan jasa yang sama amat sangat banyak. Namun, semua pilihan bisa ditentukan dari kebutuhan setiap orang masing – masing.
Daftar Isi
Sejarah Pos – PT Pos Indonesia ( Persero )
Nah, untuk mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan dan sejarah Pos Indonesia berikut ini penjelasannya untuk Anda:
Sejarah Pos Indonesia
Sejarah PT Pos Indonesia sudah jauh dimulai sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berkuasa kala itu di Hindia atau Indonesia, tepatnya pada tahun 1746. Institusi negara yang membawahi pos kemudian berkembang mengikuti zaman kolonial saat itu. Adalah Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-1750) yang pertama kali menginisiasi untuk berdirinya kantor pos pertama di Hindia Belanda atau Indonesia.
Baca juga : Soekarno
Pada tanggal 26 Agustus 1746, didirikan kantor pos di Batavia atau Jakarta. Adapun hal yang melatarbelakangi didirikannya institusi pos di Hindia Belanda yaitu adanya wabah malaria pada tahun 1733 dan tragedi pembunuhan besar – besaran terhadap warga keturunan pada tahun 1740 yang ternyata sangat merugikan perdagangan. Maka, dikutip dari The Archives of the Dutch East India Company (VOC) and the Local Institutions in Batavia (2007) karya Louisa Balk dan juga rekannya, maka van Imhoff mencari jalan keluar dengan membentuk badan untuk memperlancar pelayaran bebas dan kegiatan dagang secara luas dengan jalan salah satunya yaitu melalui pos.
Institusi Pos Kolonial Setelah kantor pos pertama di Batavia berdiri, 4 tahun kemudian dibangunlah pula kantor pos di kota Semarang agar tercipta jalur perhubungan pos yang terarah antara kedua kota besar tersebut Rute perjalanan pos kala itu yaitu melalui Karawang, Cirebon, dan Pekalongan. Dibukanya Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg kian memperlancar akses distribusi informasi di Hindia. Dalam Colonial Exploitation and Economic Development (2013) suntingan Ewout Frankema disebutkan, jalan tersebut dibangun pada masa awal Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Dan Daendels mempelopori pembukaan jalur sepanjang 1.000 kilometer di pesisir utara Jawa dari Anyer sampai Panarukan yang kala itu memperkerjakan banyak penduduk lokal dengan cara kerja paksa. Sayangnya, dalam buku Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa tahun 2014, proyek besar ini menelan belasan ribu korban jiwa dari orang lokal yang dijadikan pekerja paksa. Hingga kini, jalan panjang yang dibuat oleh Daendels tersebut dikenal dengan nama Jalur Pantura atau jalan Pantai Utara dan menjadi salah satu jalur transportasi terpenting menuju Jawa.
Baca juga : Abdurrahman Wahid
Perkembangan Pos Indonesia
Dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869 dan mulai berkembangnya kapal uap membuat kebutuhan akan jasa pos semakin krusial. Terlebih setelah pesawat berkembang, pos udara menjadi satu pilihan pengiriman surat via pos. Saat masa peralihan dari era Gubernur Jenderal James Loudon (1872-1875) ke Johan Wilhelm van Lansberge (1875-1881), Dinas Pos digabung dengan Dinas Telegraf dengan status jawatan milik pemerintah.
Baca juga : B J Habibie
Nama institusinya pun dirubah menjadi Posten Telegrafdienst. Di tahun 1877, Dinas Pos dan Telegraf Hindia Belanda tergabung sebagai anggota Union Postale Universelle, yang terhubung dalam pengiriman surat dan barang secara internasional. Asa Briggs melalui buku Sejarah Sosial Media tahun 2006 menuliskan, Union Postale Universelle didirikan di Inggris pada tahun 1874.
Dari Jawatan ke BUMN Jawatan Pos dan Telegraf di Hindia Belanda kemudian berganti nama lagi menjadi Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) pada tahun 1906. Dan seiring mulai krusialnya kebutuhan telekomunikasi dengan telepon maka sejak 1931, sebut Hermawan Kertajaya dan kawan – kawan dalam On Becoming a Customer-Centric Company, Transformasi Telkom Menjadi Perusahaan Berbasis Pelanggan tahun 2004, Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos menjadi perusahaan negara kolonial. Penguasaan Belanda atas telekomunikasi di Indonesia berakhir pada tahun 1942 atau setelah kalah dari Jepang dalam Perang Dunia Kedua. Dan wilayah Indonesia pun diduduki pemerintah militer Dai Nippon sejak saat itu.
Beberapa bulan setelah Indonesia merdeka, yaitu sejak 27 Desember 1945, maka Jawatan PTT diambil-alih oleh RI. Dan kemudian diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Postel. Di tahun 1961, Jawatan PTT menjadi perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta berganti nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian, tertulis dalam buku Profil Pembangunan Indonesia 50 Tahun Merdeka tahun 1995, PN Postel dipecah menjadi dua yakni PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi sejak tahun 1965.
Baca juga : Sejarah Indonesia
Pada masa kekuasaan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto selaku Presiden RI, tepatnya tahun 1978, institusi pos negara berganti status lagi menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro. Tanggal 20 Juni 1995, status Perusahaan Umum Pos dan Giro kemudian diubah lagi menjadi yakni Perseroan Terbatas (PT). Dan sejak saat itu hingga kini, nama institusinya tetap menjadi PT Pos Indonesia (Persero), sedangkan PN Telekomunikasi dikenal sebagai PT Telkom.
Dalam melaksanakan pelayanannya pos di Indonesia membagi wilayah negara Indonesia menjadi sebelas daerah atau divisi regional dalam pengoperasiannya. Pembagian divisi – divisi tersebut mencakup semua provinsi yang ada di Indonesia, yang terbagi menjadi 219 Kantor Pos Pemeriksa atau KPRK tipe A – E. Dimana setiap divisi meliputi satu atau beberapa provinsi yang menjadi bagian dari divisi.
Baca juga : Kerajaan Islam Di Indonesia
Bisnis surat pos pada periode tahun 2000 sampai 2008 mengalami penurunan yang drastis. Munculnya layanan pesan singkat dan internet mulai menggantikan peran Pos Indonesia. Hal ini yang menyebabkan Pos Indonesia mengalami kerugian di setiap tahun. Pada tahun 2004 – 2008, Pos Indonesia merugi mencapai 606,5 miliar. Namun saat itu juga, Pos Indonesia mulai berubah setelah adanya liberalisasi bisnis pos melalui UU N0. 38 Tahun 2009 tentang pos. Transformasi bisnis juga dilakukan dengan menjadikan dirinya sebagai perusahaan induk dengan membentuk enam anak perusahaan, kemudian merevitalisasi bisnis inti dan mengembangkan bisnis baru. Sehingga Pos Indonesia mulai masuk ke bisnis ritel, properti dan asuransi. Dan sejak 2013 juga melayani bidang jasa pengelolaan dan penyewaan perkantoran serta ruang MICE atau meeting, incentive, convention, dan exhibition. Beberapa anak perusahaan Pos Indonesia, yaitu:
- PT Pos Logistik Indonesia: layanan logistik
- PT Pos Properti: layanan bisnis di bidang properti
- PT Bhakti Wasantara Net: bisnis jaringan virtual
Upaya Pos Indonesia untuk melakukan transformasi juga didukung oleh lima Badan Usaha MIlik Negara (BUMN), yaitu Bank Mandiri, PT Bio Farma, PT Kimia Farma, PT Telkom dan PT Pertamina. Secara umum, Pos Indonesia membagi ruang lingkup bisnisnya menjadi dua, yaitu Bisnis Surat Paket (BSP) dan Jasa Keuangan (Jaskug).
Langkah – Langkah Proses Pengiriman Yang Dilakukan Oleh Pos Indonesia:
Langkah 1
Siapkan barang yang akan Anda kirim, lalu packing menggunakan kardus atau bisa menggunakan sterofoam dan dengan bubble wrap agar barang dapat dibungkus rapi sehingga aman sampai tujuan.
Langkah 2
Untuk penulisan nama, alamat pengirim dan penerima harus sesuaikan dengan prosedur yang ada walaupun saat ini penulisan alamat tujuan dan alamat pengirim sering terbalik. Untuk formatnya sendiri Anda bisa bertanya langsung ke petugas Pos Indonesia.
Atau untuk lebih rapi lagi Anda bisa gunakan form pengiriman yang sudah di cetak dengan format yang ada di kantor Pos Indonesia.
Langkah 3
Jika sudah lengkap dan selesai, maka selanjutnya tinggal bawa ke kantor pos terdekat atau bisa ke agen kantor pos yang saat ini mulai menjamur di mana – mana. Dan kemudian sesuaikan jumlah biaya dengan tujuan dan berat barang yang Anda akan kirimkan.
Langkah 4
Anda akan menerima resi atau bukti pengiriman beserta nomor telepon yang bisa dihubungi. Pilih jenis paket dalam jumlah hari pengirimannya.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai sejarah Pos Indonesia, dan juga perkembangannya. Semoga bisa menjadi wawasan dan ilmu baru untuk Anda.