Salah satu maskapai Indonesia yang baru saya beroperasi dan masih satu atap dengan maskapai nasional yaitu Garuda Indonesia memiliki fasilitas yang tidak kalah bagus dengan seniornya. Dialah Citilink yang telah menjadi maskapai yang paling cepat berkembang di Indonesia sejak tahun 2011 lalu. Saat mengambil A320 pertama dengan percepatan ekspansi sebagai bagian dari langkah oleh grup Garuda untuk bersaing secara agresif pada segment budget traveler Indonesia.
PT Citilink Indonesia merupakan anak dari perusahaan Garuda Indonesia, yang sudah didirikan berdasarkan pada Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6 Januari 2009. Yang berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 pada tanggal 22 April 2009. Kepemilikan pada saham Citilink saat didirikan adalah 67% mutlak dari PT Garuda Indonesia Persero, Tbk. dan sisanya 33% berasal dari PT Aerowisata.
Daftar Isi
Sejarah Citilink Berdiri
Era Fokker F28 di Citilink dilanjutkan dengan regenerasi armada, dan pada tahun 2004 beberapa Boeing 737-300 milik Garuda ditransfer ke Citilink. Dengan adanya Boeing 737 ini, Citilink dapat meningkatkan daya angkutnya hingga mencapai 130 orang per penerbangan. Jaringan Citilink juga semakin berkembang dengan pembukaan hub di Bandara Juanda, Surabaya.
Baca juga : Sejarah Pesawat Garuda Indonesia
Karena persaingan yang semakin ketat pada segmen Low Cost Carriers yang akhirnya membuat Citilink juga makin agresif dalam menurunkan harga dan juga ekspansi ke berbagai kota di seluruh wilayah Indonesia, contohnya menjadikan kawasan Indonesia Timur sebagai focus region. Rute yang awalnya masih merupakan rute transit saja seperti Surabaya, Balikpapan, Tarakan diganti menjadi rute langsung dari hub Citilink di Surabaya dan juga Jakarta.
Karena banyaknya persaingan, maka pada Januari 2008, Citilink akhirnya memutuskan untuk menghentikan operasionalnya sementara dan mengalami adanya restrukturisasi oleh Garuda Indonesia. Selama 5 bulan, sampai pada bulan Mei 2008, Citilink mengalami transformasi dan juga brand rejuvenation, dan diluncurkan kembali sebagai LCC pada Agustus 2008 dengan taglinenya adalah “Enjoy Simplicity”.
Baca juga : Pangkat TNI indonesia
Pada generasi berikutnya, Citilink dengan warna merah maroon yang dapat dilihat pada tailfin armadanya. Dengan nilai investasi mencapai USD10 juta ditanamkan pada Citilink guna melakukan pembenahan juga ekspansi. Selain itu juga armada Boeing 737-300 ditambah dengan pembelian dari maskapai dalam dan juga luar negeri. Kantor pusat Citilink yang sebelumnya bergabung dengan Garuda Indonesia kemudian dipindah ke Surabaya yang ditetapkan sebagai kantor operasional.
Pada awal tahun 2011, PT Garuda Indonesia Tbk sebagai pemilik tunggal dari Citilink memutuskan untuk melakukan spin-off terhadap Citilink. Yang artinya Citilink dibentuk sebagai sebuah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan lagi hanya sebagai SBU dari Garuda Indonesia. PT Citilink Indonesia berdiri sebagai perusahaan tunggal dan berfokus pada segmen Low Cost Carrier. Dan bukan dari bagian dari Citilink Garuda Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan yang independen, maka Citilink juga memulai prosesnya untuk mendapatkan Air Operator’s Certificate atau AOC secara sendiri. Namun, sayangnya sejak berdiri sampai saat itu Citilink masih memakai AOC milik Garuda Indonesia, dan semua penerbangan yang dilakukan oleh Citilink masih menggunakan kode GA atau GIA.
Baca juga : Daftar Kartu Kredit
Penerbangan Citilink mulanya merupakan penerbangan yang dikelola oleh SBU milik Garuda Indonesia yang beroperasi dengan AOC Garuda dan menggunakan nomor penerbangan Garuda mulai bulan Mei 2011 lalu. Citilink Indonesia yang menjadi maskapai pertama di Indonesia dengan menggunakan pesawat yang berseri Airbus A320NEO.
Sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan saham Citilink saat ini adalah sebesar 94,3% dari Garuda dan 5,7% berasa dari Aerowisata.
Dengan adanya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 pada tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 tanggal 22 Juni 2012, maka Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV” dan call sign berinisial “Supergreen”.
Baca juga : Bea Cukai
Pada bulan Juli 2012, Citilink mulai melayani sejumlah 9 tujuan domestik yang menghubungkan antara Jakarta ke Surabaya, Denpasar, Medan, Banjarbaru, Balikpapan dan juga Batam. Maskapai ini juga mengoperasikan penerbangannya dari Surabaya ke Balikpapan, Banjarbaru, Bandung, Denpasar dan Makassar, dan mengoperasikan penerbangan dari Medan ke Batam. Dan pada tanggal 15 September 2012, Citilink resmi membuka rute baru yaitu ke Lombok dengan rute Surabaya – Lombok. Dan mulai tanggal 10 Januari 2014, Citilink membuka kembali rute Malang, Palembang, Semarang, dan Yogyakarta melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Dan baru – baru ini membuka rute Kertajati dan Surabaya.
Baca juga : Paspor Online
Keunikan dari Citilink ini yaitu pada seragam pramugari yang merupakan hasil dari kontes desain untuk Citilink yang dilakukan pada tahun 2011. Seragam yang didominasi dengan warna hijau dengan sedikit corak putih, yang menjelaskan warna hijau yaitu warna dasar maskapai dengan harapan memberikan tampilan yang cerdas, modern dan mencolok, sehingga krunya bisa dikenali pada saat di bandara.
Mulai tahun 2001, Citilink Indonesia memang beroperasi sebagai maskapai dengan biaya hemat dalam bentuk divisi bisnis Garuda Indonesia hanya dengan menggunakan beberapa pesawat, manajemen bandwith yang terbatas serta beberapa rute dengan fokus pada perkembangan merk Garuda Indonesia yang merupakan maskapai kelas premium.
Setelah adanya perubahan yang siginifikan pada bisnis Garuda tahun 2011, maka pengembangan dan juga ekspansi Citilink turut menjadi fokus utama bagi Garuda Group. Akhir tahun 2017 lalu, Citilink Indonesia sudah berhasil mengoperasikan 50 pesawat seri Airbus A320, dengan spek 45 CEO dan 5 NEO yang memiliki kapasitas sebanyak 180 penumpang. Dan sampai bulan Juni 2018, Citilink Indonesia melayani konektivitas penerbangan ke 35 kota, 70 rute dan lebih dari 274 frekuensi penerbangan pada setiap harinya.
Dan sepanjang tahun 2017 dan 2018, Citilink juga sudah membuka penerbangan ke 7 destinasi baru seperti Jayapura, Kendari, Gorontalo, Ambon, Silangit, Banyuwangi, Kertajati dan 2 rute regional yaitu Dili dan Penang.
Penghargaan Yang Dimiliki Citilink
Citilink menjadi maskapai dengan tingkat kepuasan pelanggan di atas segalanya. Sebagai bentuk keberhasilan dan juga komitmen dalam peningkatan pelayanan pada pelanggannya. Maka berikut ini beberapa jenis penghargaan yang telah diperoleh:
- LCC terbaik di Asia dari Traveller Choice 2018 pada Juli 2018.
- Akreditasi bintang 4 dari asosiasi nirlaba internasional, APEX untuk kategori LCC pada September 2018.
- Akreditasi bintang 4 dari Skytrax dengan maskapai berbiaya murah, pada Februari 2018.
- Penghargaan revolusi mental dari BUMN tahun 2018.
- Transportation Safety Management Award dari Kemenhub pada bulan Desember 2017.
- Indonesia Leading Low Cost Airline dari Travel and Tourism Foundation November 2017.
- Best Overall Marketing Campaign tahun 2012.
- Top IT implemantation airlines sector dari Kemenkominfo bulan November 2017.
- Service to care Award dari Markplus tahun 2012
- Service to care Award tahun 2013.
- Indonesia Original Brand and Middle Class Brand Champions dari majalah SWA.
- Indonesia Travel and Tourism Award dari ITTA Foundation.
- Asia Best Employer Brand Award.
- Best eMark Award dari Telkom.
- TOP IT innovation Award on transportation.
- Indonesia Top Digital PR Award tahun 2018 dari Tras N C.
- Juara 1 on time performance pengangkutan lebaran.
Dan masih beberapa penghargaan lain yang didapat oleh Citilink. Pelayanan serta fasilitas terbaik merupakan kunci keberhasilan maskapai dalam menjalankan usahanya pada pelanggan. Semoga artikel ini menjadi manfaat untuk Anda. Tiket Pesawat Citilink langsung kesini https://www.citilink.co.id/