Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Saat ini, Kupang dijadikan sebagai pusat kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menjadi pulau terbesar di provinsi tersebut. Dikarenakan jaraknya yang dekat dengan Australia membuat kapal pesiar banyak singgah di Darwin, yang menjadi pelabuhan bersejarah. Di sana bahkan ada mercusuar yang sudah digunakan sejak zaman Belanda.

Kupang juga memiliki ragam keistimewaan, banyak peninggalan dari sejarah perjuangan Kupang. Karena itu, sebelum kita membahas hal lain ketahui terlebih dahulu sejarah kota Kupang seperti di bawah ini:

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]
Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Legenda Koepang bukanlah sebuah cerita fantasi atau dongeng semata, akan tetapi Koepang Tempo Doeloe adalah sebuah legenda bermakna sejarah karena memiliki peristiwa yang dialami penduduk pada saai itu di suatu lokasi negeri yang sepi dipenuhi hutan belukar. Sebuah peristiwa sejarah yang berproses dari masa ke masa sampai terbentuknya nama Koepang. Negeri yang sepi tersebut, mulanya hanya terdapat dua kampung tradisional yaitu kampung kaisalun dan kampung Bani Baun. Kedua kampung tersebut dihuni oleh sekelompok orang bersama pemimpin adatnya yang mengaku sebagai suku bangsa Helong yang datang dari negeri seberang laut.

Baca juga : Sejarah Kota Palembang

Kata Helong berasal dari dua suku kata, kata He yang artinya “Jual” dan kata Lo yang berarti “Tidak”. Jika digabung artinya adalah Tidak Jual. Pengertian umumnya yaitu pengorbanan atau rela berkorban. Falsalah hidup Helong dari leluhurnya, bersedia berkorban dan tidak rela diganggu oleh lingkungannya dan mereka akan berbalik membalas jika sampai diganggu.

Data lain menyebutkan jika Timor telah dihuni manusia sejak 13.500 tahun silam, oleh sekelompok kecil penduduk, hidup dari berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Setidaknya terdapat dua kelompok yang mendarat di pulau Timor yaitu kelompok etnik berbahasa Tetun, Dawan dan Buna mendarat di pantai selatan pulau Timor dan kelompok etnik berbahasa Helong mendarat di ujung Timur pulau Timor, daratan yang luas oleh para leluhur orang Helong menamakannya Nusa Timu. Terdapat tiga tempat yang sangat berkesan saat para leluhur Helong menemukan Nusa Timu. Tempat itu dijadikan lambang abadi yaitu Bandar Tutuala (Tutu-fala) dan pulau La-Co (La-Kon). Dimana tersebut terpatri sebuah moto yaitu pengorbanan, permusyawaratan, dan pengabdian. Motto ini menjadi falsafah hidup peninggalan nenek moyang orang Helong.

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]
Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Berselang beberapa generasi Lissin Bissing (Lissin lai bissin) bermukim di Boni Baun. Periode berikutnya rombongan Lais-kodat (Lasi Kodat) menyusul, namun memilih tinggal diujung Tanjung (Lokasi Kantor Syah Bandar dan Mercusuar). Saat itu masyarakat memiliki dan mengakui tiga raja, yaitu Lain Kopan, Lissin Bissing dan Lais Kodat (Raja muda). Itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Kampung Kupang Tempo Doeloe.

Baca juga : Sejarah Kota Padang

Pada masa prasejarah di daratan Timor bagian Indonesia terdapat 4 bahasa Daerah yaitu :

  • Bahasa Marae atau Buna, berdiam di Belu bagian Timur Laut berbatasan dengan Negara Timor Leste.
  • Bahasa Tetun, di Belu sebagian Timor Tengah Utara
  • Bahasa Dawan, di Timor Tengah Selatan dan sebagian Timor Tengah Utara.
  • Bahasa Helong, masyarakatnya menempati Pulau Semau, Koepang Tengah  yang terdiri dari Kolhua, Bi Upu, Uihani, Uilautsala, Kuan Boke, Bismarak, Koepang Barat  yaitu Bolok, Binael, Alak, Boenana, Uimatnunu, Uilesa, dan sebagian Toblolong dan Klaibe.

Menurut Memorie Resident Karthaus pada abad ke – 17 berturut – turut tiba di Koepang, 4 rombongan suku, yaitu :

  • Suku Pitais yang dari Takaeb dan Pasi (Swapraja Fatuleu). Kepalanya diangkat sebagai Raja Koepang selaku Fettor. Diberi tempat kediaman di Polla (Oepura).
  • Suku Amaabi dari Amanuban. Rombongan Amaabi diterima baik oleh Raja Koepang dan diberi tempat tingkat di dekat Kebon Raja di Bonipoi (Sebelah Gereja Katolik). Kelompok ini membentuk kerajaan Amaabi Tambaring.
  • Suku Taebenu, berasal dari pegunungan Mollo. Kepala suku diterima baik oleh Raja, diberi tempat kediaman di Baumata, kemudian membentuk kerajaan Taebenu.
  • Suku Sonbai, diutus oleh Sonbai Besar (Di Paeneno – O’enam). Kepalanya bernama Baki Bena Sonbai. Rombongan diterima baik oleh Raja, diberi tempat di bukit sebelah Barat Benteng Portugis (Sekarang Nunhila). Kemudian pindah ke Bakunase dan membentuk kerajaan Sonbai kecil.

Awalnya Koepang Tempo Doeloe, bagi orang Helong dinamakan sebagai “Kai Salun-Buni Baun”. Hal ini diketahui melalui sejarah juga asal usul Kota Koepang. Adalah Raja Koen Bissi ll atau Koen Am Tuan memerintah warganya untuk membangun pagar batu di sekeliling pagar istana. Pagar batu tersebut adalah batu Alam yang bersusun ke atas berlapis empat. Kondisi tersebut menurut bahasa Helong yaitu “PAN”. Oleh rakyat atau warga yang ini berurusan atau menemui Raja Koen ditempat yang disebut PAN, sehingga sering disebut “KOENPAN”. Dalam perkembangan penggunaan bahasa (dalam ucapan) secara etimologis kata ‘’KoenPan” berubah menjadi “Koepang”, selanjutnya dengan ejaan baru maka disesuaikan lagi menjadi “KUPANG”. Sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur Lai Bissi yaitu nenek moyang dari KoEn Lai Bissi maka oleh pemerintah Kabupaten Kupang menggantikan nama Kampung Cina menjadi Kelurahan Lai Bissi Kopan.

Baca juga : Sejarah Kota Pekanbaru

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1978 tanggal 18 September 1978 Kupang diresmikan menjadi Kota Administrasi Kupang oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud. Selanjutnya melalui Undang Undang No. 5 tahun 1996 tanggal 25 April 1996, Kupang diresmikan sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II. Jabatan Wali Kota pertama dipegang oleh S. K. Lerik.

Geografis Kota Kupang

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]
Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Batas Wilayah Utara kota Kupang berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember.

Baca juga : Sejarah Kota Batam

Peninggalan Sejarah Kota Kupang

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]
Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Di Kota Kupang terdapat beberapa situs peninggalan jaman Belanda dan Jepang, antara lain, yaitu goa Jepang di Kelurahan Penfui, situs meriam peninggalan Perang Dunia II di Kelurahan Nunbaun Delha dan Kelurahan Kelapa Lima. Ada juga Makam Raja – Raja Taebenu di Kelurahan Mantasi, Benteng Fort Cotcordia, Gereja tua Kota Kupang merupakan gereja tertua yang dibangun oleh Zending pada zaman penjajahan Belanda serta pekuburan peninggalan VOC Belanda.

Selain itu, juga masih ada peninggalan bangunan tua lainnya seperti klenteng Lay, Lembaga Pemasyarakatan (LP) tempo dulu, masjid Airmata, tugu proklamasi, jembatan Selam dan bekas benteng Concordia.

Budaya Kota Kupang

Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]
Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang [ Kota Kasih ]

Berikut adalah beberapa kekayaan budaya yang dimiliki Nusa Tenggara Timur atau Kupang:

  1. Rumah adat yang dimiliki Nusa Tenggara Timur salah satunya adalah Saoata Musalakitana. Rumah Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT yang biasanya untuk tempat tinggal lurah, camat atau pembesar lainnya.
  2. Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas, selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok yang terselip di depan perut. Dan perhiasan yang dipakai berupa kalung juga pending.
  3. Penduduk asli Nusa Tenggara Timur terdiri dari berbagai suku yang mendiami daerah yang tersebar diseluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
  4. Provinsi Nusa Tenggara Timur kaya akan bahasa, jumlah bahasa yang dimiliki cukup banyak dan tersebar pada pulau di Nusa Tenggara Timur.
  5. Tarian adat yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur sangat beragam, hal ini disebabkan karena jumlah suku yang mendiami wilayah ini sangat beragam ditambah lagi dengan wilayah yang terdiri dari kepulauan.
  6. Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
  7. Alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang paling terkenal adalah Sasando, alat musik ini begitu terkenal dan menggambarkan tentang citarasa seni yang tinggi dari masyarakat suku – suku yang ada di provinsi ini.

Baca juga : Sejarah Kota Medan

Demikianlah cerita singkat tentang sejarah kota Kupang, semoga menjadi manfaat dan pengetahuan sehingga kita semua bisa mengenal kota yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu Kupang.