Sejarah Kota Jayapura | Geografis, Peninggalan, dan Budaya

Kabupaten Jayapura bersama 8 dan Kabupaten Otonom lain seperti kabupaten Biak Numfor, Manokwari, Sorong, Fak-Fak, Merauke, Jayawijaya, Paniai serta Yapen Waropen dibentuk berdasarkan dari Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat.

Kabupaten Jayapura yang meliputi 6 wilayah Kepala Pemerintahan seperti Kepala Pemerintahan setempat Jayapura, Nimboran, Mamberamo, Keerom, Sarmi dan Dafonsoro dengan pusat pemerintahan daerah berkedudukan di Jayapura. Mengenal kota Jayapura tidak terlepas dari perjuangan rakyatnya dalam memperoleh kemerdekaan, untuk mengetahui lebih lengkap sejarah kota Jayapura, berikut penjelasannya:

Baca juga : Sejarah Kota Jakarta

Sejarah dan Perkembangan Kota Jayapura

Sejarah dan Perkembangan Kota Jayapura

Pada tahun 1993 berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1993, wilayah Kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi 2 kabupaten atau kotamadya yaitu Kabupaten Jayapura Kabupaten utama dan Kotamadya Jayapura. Sehingga Ibukota Kabupaten Jayapura dipindahkan ke Sentani berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Jayapura dari Wilayah Kotamadya Jayapura ke Wilayah Sentani. Tepatnya pada tanggal 10 Maret 2010 merupakan tonggak awal sejarah kota Sentani ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Jayapura, sehingga pada tanggal 10 Maret tersebut dijadikan sebagai Hari jadi Kota Sentani sebagai ibukota Kabupaten Jayapura.

Sampai pada pertengahan bulan Juni 2001 ibukota Kabupaten Jayapura mulai bergerak dari bibir pantai Teluk Yos Sudarso di wilayah Kotamadya Jayapura menuju wilayah Sentani yang tepatnya di atas Gunung Paniau di bawah kaki Gunung Cycloops dijadikan pusat perkantoran Pemerintah Kabupaten Jayapura. Bertepatan dengan pelantikan Bupati Jayapura dan kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten Jayapura diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Provinsi Papua Drs. Yaap Salossa, M.Si.

Selanjutnya pada tahun 2002, berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten di Provinsi Papua, wilayah Kabupaten Jayapura dimekarkan lagi menjadi 3 Kabupaten adalah Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Keerom. Kabupaten Jayapura setelah pemekaran wilayah pada tahun 2002 memiliki 11 Distrik yang dipisah sesuai daerah masing – masing.

Tahun 2003 dilakukan pemekaran Distrik berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pembentukan Distrik Ebungfauw, Distrik Waibu, Distrik Namblong, Distrik Yapsi dan Distrik Airu, sehingga jumlah Distrik di wilayah Kabupaten Jayapura menjadi 16 Distrik.

Baca juga : Sejarah Kota Pangkalpinang

Sejarah dan Perkembangan Kota Jayapura

Lalu tahun 2005 kembali dilakukan pemekaran distrik berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pembentukan Distrik Raveni Rara, Distrik Gresi Selatan dan Distrik Yokari. Sehingga secara administratif, wilayah Kabupaten Jayapura bertambah dari 16 Distrik menjadi 19 Distrik. Tahun 2007 dilakukan pemekaran kampung, sehingga jumlah kampung yang sebelumnya berjumlah 127 Kampung menjadi 137 Kampung melalui Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kampung Benggwin Progo, Kampung Aib, Kampung Hyansip, Kampung Sumbe, Kampung Hanggaiy Hamong, Kampung Nandalzi, Kampung Bundru, Kampung Doromena, Kampung Bambar dan Kampung Yahim.

Dan tahun 2009, kembali dilakukan pemekaran kampung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kampung Kamikaro dan Kampung Naira. Sehingga Kabupaten Jayapura saat ini terdiri dari 19 Distrik, 5 (lima) Kelurahan dan 139 Kampung.

Di tahun 1999, Presiden Gusdur memenuhi keinginan masyarakat Papua, untuk mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua. Nama Papua disebutkan dalam Manifest yang diambil dari Komite Nasional Papua yang menyatakan, nama tanah kami menjadi PAPOEA BARAT dan nama bangsa kami menjadi PAPOEA. Manifest tersebut ditulis dalam sebuah harian yaitu “Pengantara” pada 21 Oktober 1961.

Geografis Kota Jayapura

Geografis Kota Jayapura

Luas Kota Jayapura mencapai 940 Km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari 5 distrik, terbagi menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung. Sedangkan untuk letak astronomis, Kota Jayapura terletak pada 1°28”17,26”LS – 3°58’082”LS dan 137°34’10,6”BT – 141°0’8’22”BT. Topografi daerah ini cukup bervariasi, mulai dari dataran sampai landai dan berbukit serta gunung mencapai 700 meter di atas permukaan laut. Kota Jayapura dengan luas wilayah 94.000 Ha yang terdiri dari 5 Distrik seperti Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram dan Muara Tami

Peninggalan Sejarah di Kota Jayapura

Peninggalan Sejarah di Kota Jayapura

Berikut beberapa contoh peninggalan sejarah yang ada di kota Jayapura yaitu:

  1. Tugu MC. Arthur, mengenai Jenderal Douglas MacArthur, jenderal besar Amerika Serikat yang terkenal dengan strategi perang ‘Loncat Katak’ saat Perang Pasifik, rentang tahun 1941 – 1945.
  2. Tangki Minyak Sekutu Perang Dunia ke – II, adalah tempat penyimpanan solar dan avtur ketika tentara sekutu melawan tentara jepang.
  3. Monumen Pendaratan Tentara Jepang, yaitu monumen ini di bangun untuk memperingati gugurnya tentara jepang di daerah ini yang dulunya dikubur massal oleh masyarakat.
  4. Situs Megalitik Tutari yaitu sebuah Situs Prasejarah dari zaman megalitikum atau zaman batu besar.  Situs yang terletak di Kampung Doyo Lama Distrik Waibu ini merupakan batuan yang berbentuk seperti kepala dan leher.
  5. Goa Skouw di desa Skouw Distrik Abepura.
  6. Tugu Peringatan Pendaratan Tentara Sekutu pada Perang Dunia II di Hamadi Distrik Jayapura Selatan.
  7. Tugu Peringatan Pendaratan Tentara Jepang pada Perang Dunia II di Abepantai Distrik Abepura.
  8. Situs Goa Mer di Kampung VIM Distrik Jayapura Selatan.
  9. Eks Rumah Pengasingan Dr. Sam Ratulangi di Serui Distrik Yapen Selatan.
  10.  Eks Penjara Boven Digoel di Tanah Merah Distrik Mandobo Lokasi II.

Budaya di Kota Jayapura

Budaya di Kota Jayapura

Suku yang berada di Papua kurang lebih terdiri dari 250 suku, yaitu   suku yang berada di Kabupaten Jayapura. Saat ini,  adat dan budaya masih dilestarikan dari generasi ke generasi, melalui pesta adat yang masih ditampilkan pada upacara adat tertentu, kepemimpinan atau struktur adat di kampung masih ada sampai sekarang, dan tempat keramat lainnya berdasarkan budaya dari suku – suku yang terdapat di Kabupaten Jayapura.

Jumlah suku asli yang ada di Kabupaten Jayapura adalah sekitar 10 suku, dengan sub suku sebanyak 22 sub suku, untuk bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia ada sebanyak 18 bahasa daerah, namun penggunaan bahasa hanya terbatas pada komunitas tertentu.

Contoh even Festival Danau Sentani atau FDS yang merupakan agenda tahunan di Kabupaten Jayapura yang menampilkan ragam atraksi budaya yang menarik dari beberapa kampung yang ada di sekitar Danau Sentani.

Tempat Wisata di Kota Jayapura

Tempat Wisata di Kota Jayapura

Berikut ini beberapa destinasi wisata yang patut dikunjungi dan diketahui:

  1. Puncak Ifar menjadi markas TNI, Rindam XVII Cendrawasih. Namun, karena keindahannya dan dari atas puncak ini Toppers juga bisa menikmati pemandangan di pesisir kota Jayapura, Puncak Ifar menjelma menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Jayapura.
  2. Danau Sentani, Ikon wisata kota Jayapura yang populer.
  3. Pantai Tablanusu, berada di pesisir pulau Papua, objek wisata di Jayapura didominasi oleh pantai indah, salah satunya adalah Pantai Tablanusu.
  4. Teluk Youtefa yaitu alternatif wisata di Jayapura selanjutnya untuk menikmati keindahan alam pesisir kota Jayapura.
  5. Puncak Jayapura City, dimana panorama perkotaan bisa disaksikan dari ketinggian.
  6. Pantai Pasir Enam yaitu pantai berpasir putih yang dikelilingi perbukitan hijau yang asri.
  7. Kali Biru Genyem, sebuah pemandangan telaga alami yang jernih dan kebiruan.

Semoga penjelasan artikel di atas mengenai sejarah kota Jayapura yang bisa dijadikan pengetahuan untuk pembaca sekalian.