Dampak Resesi Global dan Tips Menghadapi Resesi Global

Pemicu terjadinya resesi global adalah perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat ditambah ketidak pastinya situasi dagang. Menjadi faktor mempercepat terjadinya resisi global. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China merugikan berbagai negara termasuk Indonesia. Sinagpura dan Hong Kong sudah terlebih dahulu mengumumkan status resesi perekonomian negara mereka. Situasi bertambah buruk ketika WTO memberi ijin kepada Amerika untuk menerapkan tarif ekspor baru pada barang dari Eropa dan China yang akan masuk ke Amerika.

Dampak Resesi Global Bagi Indonesia

Dampak Resesi Global Bagi Indonesia

Sebenarnya Indonesia pertumbuhan ekonominya masih 5% per tahun, bisa dikatakan bahwa negara kita masih diatas garis resesi. Akibat dari resisi global bagi Indonesia salah satunya para investor berbondong bondong menarik investasi mereka karena mereka mencari tempat berinvestasi yang lebih stabil. Sejumlah perusahaan besar mengumumkan bangkrut dan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. Kondisi ekonomi global yang terus memburuk menjadi tantangan besar bagi generasi milenial dunia termasuk di Indonesia.

Situasi pasar yang terus terjerembab mempersulit milenial mengembangkan usaha mereka. Disamping generasi milenial telah dihadapkan dengan ancaman tingkat pengangguran tinggi dampak dari krisis. Harga pendidikan yang mahal, sulitnya bagi milenial membeli properti dan dana pensiun yang rendah. Situasi ekonomi yang tak menentu memberi tantangan bagi generasi milenial untuk keluar dari kesulitannya.Tercatat, walaupun kecil jumlahnya namun ada beberapa miliader muda.

Indonesia harus serius memikirkan solusi mengatasi dampak dari resesi global. Bank Indonesia diharapkan mampu menahan suku bunga hingga tahun 2020, untuk mengatasi nilai tukar rupiah. Jika Bank Indonesia berhasil mengatasi situasi tersebut maka akan mendorong investor masuk. Di Amerika sendiri para ekonom pesimis terhadap kebijakan perang dagang. Situasi ekonomi global saat ini membuat mereka pesimis mampu mengurangi defisit perdagangan. Ekspor Indonesia tercatat mengalami penurunan sepanjang tahun 2019 hal ini menyebabkan defisit serius.

Baca juga : Apa Itu Peer to Peer Lending ?

5 Investasi yang Bisa Dipilih Generasi Milenial

5 Investasi yang Bisa Dipilih Generasi Milenial

60% populasi Indonesia merupakan generasi milenial. Hasil survey mengatakan generasi milenial di Indonesia memiliki pandangan akan masa depan yang sangat optimis. Hal ini menjadi energi yang baik untuk generasi milenial mengantisipasi situasi di masa depan. Optimisme tentu harus dibarengi dengan pengetahuan akan situasi apa yang terjadi di dunia Internasional. Tujuannya agar tidak salah langkah. Selain itu meningkatkan kualitas keterampilan generasi milenial sangat diperlukan untuk dapat bersaing dengan persaingan global.

Pergeseran ekonomi saat ini tidak bergantung hanya kepada sumber daya alamnya. Zaman sekarang ini yang dibutuhkan selain kepemilikan sumber daya alam yang berlimpah adalah kekuatan ekonomi. Kemampuan mengelola sumber daya agar pendapatan kita tidak hanya berada di level menengah. Merubah gaya hidup, pendapatan yang rendah  akan membuat generasi milenial kesulitan menabung. Kesulitan ekonomi yang generasi milenial hadapi bukan tanpa alasan. Pasalnya gaya hidup tinggi, seperti menghabiskan uang di restauran, belanja dengan kartu kredit, mengajukan pinajaman untuk sekolah ke luar negri, menjadi indikator generasi milenial kesulitan ekonomi. Bahkan banyak diantara mereka sama sekali tidak punya tabungan khusus untuk pensiun. Berikut 5 investasi yang bisa dipilih generasi milenial:

Baca juga : Investasi Bitcoin

Obligasi Negara

Obligasi Negara

Kepemilikan surat hutang milik negara jauh lebih aman daripada berinvestasi saham. Dengan membeli obligasi kamu tidak perlu kepikiran seperti berinvestasi di saham. Kepemilikan surat obligasi akan memberikan bagi hasil yang bunganya lebih tinggi dari bunga deposito. Karena diterbitkan oleh pemerintah, maka resiko investasi bodong hampir mustahil. Bagi kamu yang ingin berinvestasi tetapi takut mengambil resiko, pilihan membeli obligasi negara cukup menggiurkan. Ada keuntungan yang bisa diterima setiap bulannya dan uang akan kembali setelah jatuh tempo. Pajak yang harus dibayarkan hanya sebesar 15%, ini lebih rendah dari pajak deposito.

Secara tidak langsung masyarakat turut membantu situasi perekonomian negara. Sehingga dari rakyat untuk rakyat. Tercatat kepemilikan obligasi negara mencetak pertumbuhan ekonomi sebanyak 12% dalam 10 tahun terakhir angka ini mendekati pertumbuhan indeks saham sebesar 15%. Selain itu surat obigasi negara bisa di jual di pasar sekunder.

Baca juga : Investasi Reksadana

Emas

Emas

kepemilikian emas menjadi keputusan bijak saat ini. Karena emas mudah dicairkan dalam keadaan darurat. Tidak salah jika harga emas makin meroket di tengah ketidak pastian ekonomi global. Emas adalah investasi aman yang wajib kamu miliki. Langkah penyimpanan emas bisa menjadis sikap antisipasi dari bahaya resesi. Selain itu nilai emas tahan terhadap tekanan inflasi dan deflasi.

Lebih baik menghindari membeli emas dengan nilai kecil. Disamping harganya yang lebih mahal, nilai jualnya juga lebih rendah. Nilai investasi emas batangan berbeda nilainya dengan emas perhiasan.Tapi investasi emas lebih baik untuk investasi jangka panjang. Sampai kapanpun berinvestasi emas selalu memberi keuntugan.

Baca juga : Investasi Emas

Uang Tunai

Uang Tunai

Berdasarkan pernyataan presiden Jokowi yang mengatakan bahwa kita harus bersiap menghadapi resesi. Maka kepemilikian uang tunai dirasa penting. Bukan dengan menyimpan saja uang tunai yang kita miliki. Tetapi menggunakan uang tunai yang kita miliki sebagai modal pencetak uang yang berjalan. Cobalah untuk mencari solusi antisipasi. Beberapa usaha yang bisa kamu pilih diantaranya: laundry, rumah makan, kost-kostan (tergolong dalam saham defensif).

Mata Uang Asing

Mata Uang Asing

Menyimpan Euro atau Dolar, karena kedua mata uang ini merupakan  mata uang yang nilainya paling stabil. Hal ini bisa menjadi tindakan antisipasi bila nilai tukar rupiah melemah. Berinvestasi dengan kepemilikan uang cash dan mata uang asing seperti Euro atau Dolar. Kamu bisa mendapakan keuntungan ketika pasar rebound. Euro atau Dolar tidak terkena devaluasi sehingga saat kurs naik kamu akan mendapat keuntungan.

Baca juga : Investasi Emas Digital

Saham Defensif

Saham Defensif

Merupakan bentuk usaha yang pendapatannya tidak terpengaruhi dengan kondisi perekonomian dunia. Karena bergerak di bidang usaha primer dan sekunder pada masa resesi investasi di saham defensif terbukti pilihan yang tepat. Pasalnya bidang ini jauh lebih unggul, pendapatan yang dihasilkan selalu stabil. Karena permintaan yang terus ada, membuat investasi di bidang saham defensif cukup menjanjikan. Ada baiknya usaha yang kamu pilih untuk berinvestasi merupakan perusahaan yang aktif mengikuti selera pasar. Investasi di bidang ini tidak cocok jika mengharapkan investasi jangka pendek.

Sedia payung sebelum hujan. Ke 5 investasi di atas merupakan bentuk antisipasi yang kamu bisa lakukan dalam menghadapi resesi global. Upaya pemerintah membuka lebar jalan bagi investor asing masuk ke Indonesia pun harus kita apresiasi. Menjaga kestabilitasan negara juga membantu para investor merapat. Daripada kita meributkan sesuatu yang tidak perlu lebih baik menjadi positif dan produktif.

Baca juga : Investasi Saham Bagi Pemula

Saat ini Indonesia seperti sedang mengikuti kompetisi lari dengan situasi ekonomi global. Pemerintah sebenarnya sudah memiliki anggaran untuk menghadapi dampak resesi global. Karenanya lebih baik sebegai generasi muda kita turut mendukung perekonomian bangsa. Dari pada hanya berdiam tanpa melakukan apa-apa. Inovasi dan pemikiran generasi milenial diperlukan oleh Indonesia guna meraih kehidupan bangsa yang lebih baik.