Penerbangan kelas premium yang sangat dikenal di Indonesia saat ini hanya ada pada maskapai Garuda Indonesia. Begitu terkenal namanya dikarenakan kualitas, kenyamanan, fasilitas, pelayanan dan juga tingkat keselamatannya yang terbaik. Walau terbilang cukup mahal untuk biayanya, namun jika dibandingkan dengan hal tersebut maka berbanding seimbang dan pelanggan juga merasa puas.
Sejarah telah mencatat bahwa partisipasi dari para penerbang Garuda merupakan sebuah kekuatan udara Republik Indonesia yang telah dijalani dengan gemilang. Pada saat negara menghadapi keadaan bahaya berturut – turut para penerbang Garuda tidak hanya dituntut berperan secara profesional dalam tugasnya menerbangkan pesawat komersil, namun juga merupakan kekuatan cadangan udara yang mendukung potensi kekuatan udara di negara Republik Indonesia.
Daftar Isi
Berikut Mengenal Sejarah Berdirinya Garuda Indonesia
Pada tahun awal mulanya maskapai ini beroperasi, pesawat Garuda diterbangkan oleh pilot – pilot KLM pada waktu itu dan belum ada tenaga pilot juga teknisi berbangsa Indonesia. Mulai tahun 1951, Garuda Indonesian Airways merekrut banyak calon penerbang anak bangsa untuk mengikuti pendidikan penerbang. Pada tanggal 15 Januari 1951 Kementerian Perhubungan Bagian Penerbangan Sipil dengan pengumuman No. 492.017/3.27.51 mengajak setiap pemuda untuk dididik menjadi penerbang sipil. Setelah melewati sederetan seleksi, para calon penerbang mulai diberangkatkan ke sekolah penerbang pertama di Tanah Air yang bernama Akademi Penerbangan Indonesia atau API) yang berlokasi di Curug, Banten.
Baca juga : Pangkat TNI Indonesia
Pada tahun 1960, timbullah dan terjadi pergolakan Trikora untuk merebut kembali daerah Irian Barat. Pada bulan Desember 1960 dikirim satu kontingen Garuda yang bertugas untuk mengambil-alih perusahaan penerbangan Belanda yang berada di Irian Barat yang bernama Kroonduif. Kontingen Garuda ini dipimpin langsung oleh Kapten. R.M. Syafei Djajakusuma. Dalam persiapan penyerangan ke Irian Barat beberapa pesawat Garuda beserta awak pesawatnya diperbantukan oleh AURI. Salah satu pesawat Garuda, yaitu CONVAIR 240/340 menjadi pesawat komando yang dipakai oleh Komandan Operasi Mandala pada saat itu.
Selain digunakan untuk merebut kembali Irian Barat, para penerbagn Garuda juga terlibat aktif dalam peristiwa – peristiwa bersejarah dalam tahun berikutnya. Menurut keputusan pemerintah, penerbang Garuda diperbantukan oleh AURI dalam rangka menumpas pemberontakan PRRI/Permesta. Para penerbang tersebut menjadi perwira – perwira dari WING 011 AURI dan perjuangan para penerbang Garuda terus berlanjut di antaranya dalam memperjuangkan Integrasi pada peristiwa di Timor Timur.
Baca juga : Pangkat Polisi Indonesia
Pada tanggal 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD yang sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno kala itu. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan menggunakan nama Garuda Indonesian Airways. . Nama “Garuda” sendiri diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, yaitu Noto Soeroto; yang istilahnya dikenal “Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen”, yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Tahun 1980
Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan juga restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan juga armadanya. Hal ini mendorong pada perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang komprehensif bagi para awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia juga mendirikan fasilitas pelatihan khusus yang berlokasi di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training Center tepatnya.
Tahun 1990
Armada Garuda Indonesia dan juga kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran pada sepanjang tahun 1990-an. Hal ini menuntut Perusahaan kembali merancang pelatihan secara menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center yang ada di Jakarta Barat.
Baca juga : Sejarah indonesia
Tahun 2000
Sejalan dengan upaya pengembangan usahanya, pada awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang selanjutnya membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan bentuk evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan dalam bidang keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, juga yang terpenting memperbarui dan membangkitkan kembali semangat karyawan di Garuda Indonesia.
Tahun 2010
Proses penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada tanggal 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat umum. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Hal tersebut menjadi satu tonggak sejarah penting yang dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Tanggal 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia sebesar (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).
Baca juga : Peta Indonesia
Dalam mendukung kegiatan operasionalnya, maka pihak Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk dan juga jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, seperti PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, serta PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar pada Kantor Pusat dan juga Kantor Cabang Garuda.
Garuda Indonesia, pada tanggal Januari 2015, mengoperasikan sejumlah 134 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 juga 1 pesawat Boeing 737-400.
Memberikan standar baru kualitas pelayanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat ini mampu melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional. Selain melayani penerbangan pada rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14 maskapai internasional yang ada.
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung dengan aliansi global, yaitu SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam, maka penumpang Garuda Indonesia saat ini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia yang termasuk didalamnya.
Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, maka Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas yaitu “Garuda Indonesia Experience”, yang menghadirkan sebuah tradisi kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik yang berasal dari Indonesia melalui kelima panca indera, seperti sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-journey dan hal tersebut menjadi satu bentuk pelayanan terbaiknya.
Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar menjadi anggota IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator yang menerapkan standar keamanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar seperti anggota IATA lainnya. Dan Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 dan sampai saat ini masih menjadi brand nomor 1 di Indonesia.
Nah, demikianlah penjelasan singkat mengenai sejarah pesawat terbaik Garuda Indonesia. Semoga bermanfaat untuk Anda. Jika anda ingin memesan tiket online, silakan langsung ke link berikut https://www.garuda-indonesia.com/id/id/index.page