Aplikasi pada Google tidak hanya terbatas pada gmail, Google Maps dan sebagainya saja. Namun, termasuk salah satu seperti Google Play yang merupakan satu aplikasi yang pasti dimiliki oleh perangkat Android pada setiap orang yang menggunakannya. Tanpa hadirnya aplikasi tersebut, maka pengguna tidak dapat mengunduh berbagai aplikasi lain yang pengguna inginkan. Namun, apakah Anda mengetahui sejauh mana Play Store didirikan?.
Play Store sendiri diluncurkan pada tahun 2008 sebagai cara pengguna untuk mendownload berbagai macam aplikasi dan juga game pada sistem operasi Android yang pada saat itu merupakan OS baru. Awalnya, aplikasi ini disebut dengan Android Market.
Baca juga : Aplikasi Android Terbaru
Daftar Isi
Sejarah Google Play Store
Aplikasi tersebut kemudian berkembang di pasar internasional pada tahun 2010 beserta dengan meluncurkan eBookstore pada Google. Tahun 2011, Google Music dirilis dan Android Market menambahkan dukungan pada buku dan penyewaan film di AS.
Baca juga : Aplikasi Musik Populer
Pada tahun 2012 Google memutuskan untuk menggabungkan semua tokonya ke Google Play. Para pengguna tidak perlu khawatir kehilangan file yang diunduhnya. Dan pengguna bisa mengunduhnya lagi dari toko tanpa perlu melakukan refresh pada ponsel.
Saat peluncuran Google Play, toko tersebut memiliki 450.000 aplikasi dan game Android yang siap untuk diunduh. Google Play juga berfungsi sebagai tempat untuk membeli berbagai perangkat dari Nexus.
Pada Agustus tahun 2012, Google juga mengungkapkan rencananya untuk menawarkan kartu hadiah Google Play secara fisik di Amerika, yang memungkinkan bagi setiap orang yang tidak memiliki kartu kredit atau debit untuk bisa membeli aplikasi, permainan, dan konten lainnya dari toko.
Pada Mei 2014, Google Play Store melakukan beberapa macam perubahan, mencakup adanya tambahan beberapa informasi pada setiap deskripsi aplikasi, termasuk peringkat dan ukuran file yang ada.
Baca juga : Aksesoris Ponsel
Google juga menegaskan pada musim panas sejak peluncuran Google Play, toko aplikasi telah menjadi sumber pendapatan terbesar perusahaan di luar bisnis iklan internetnya. Seiring waktu jumlah aplikasi pada Google Play semakin naik dan meledak mencapai 1,5 juta, dibandingkan dengan 1,2 juta aplikasi untuk pengguna iOS di Apple App Store.
Pada Maret 2015, Google memutuskan untuk memisahkan antara penjualan hardware dari Google Play Store dan masuk ke divisi Google Store miliknya sendiri. Sehingga Google Play hanya ditujukan untuk mendownload dan membeli konten digital saja dan tidak bisa untuk hal yang lainnya.
Selanjutnya Oktober 2015, Google Play Store memperoleh desain ulang yang besar lagi, dengan tombol bagian konten yang melengkung, gambar besar untuk produk unggulan pada bagian atas. Pusat aplikasi ini juga memisahkan, seperti Apps & Games dan Entertain seperti film, acara TV, buku, majalah dan musik. Dan pada akhirnya bagian Entertain berganti nama menjadi “Movies, Music, Books”.
Setiap ikon yang menjadi rangkaian aplikasi Google Play memang sengaja didesain ulang pada bulan April 2016 bagi mereka agar dapat berbagi tampilan segitiga yang sama seperti aplikasi pada Google Play. Pada bulan Mei, perusahaan juga mengungkapkan jika Google Play Store dan aplikasi Android-nya, akan tersedia dalam sejumlah Chromebook yang berjalan di Chrome OS.
Google juga menyatakan bahwa semua Chromebook yang diluncurkan pada 2017 akan memiliki akses pada Google Play. Dan sampai saat ini Google akan terus mengembangkan antarmuka Play Store. Pada November, Google juga menambahkan bagian Tren yang mencakup pada topik terkini di dunia industri hiburan, juga tautan unduhan konten yang sesuai.
Saat ini, Google Play Store sudah banyak dijadikan toko pusat bagi pemilik Android yang ingin membeli segala macam jenis aplikasi atau konten lainnya. Walaupun ada beberapa toko aplikasi dari pihak ketiga yang juga tersedia untuk Android, seperti Appstore Amazon, namun tidak satupun dari mereka yang mendulang jumlah konten sebanyak yang dimiliki oleh Google Play.
Play Store Sekarang
Google yang semakin gencar dan terus mengembangkan user interface Play Store pada bulan November, menambahkan bagian Trending yang mencakup topik hiburan, yang sesuai konten link download. Google juga mengumumkan pada tahun 2016 dalam menindak aplikasi yang menggunakan cara curang untuk memompa jumlah Download dan ulasan mereka.
Baca juga : Aplikasi Chat
Memang, salah satu estimasi dari pihak ketiga perusahaan riset AppBrain mengklaim bahwa saat ini ada lebih dari 2,77 juta aplikasi dan game yang bisa di-download melalui Google Play. Itu belum termasuk pada jumlah film, acara TV, musik, ebooks dan majalah yang juga tersedia di toko.
Mereka telah melihat munculnya asisten digital voice yang dapat berfungsi untuk menerima dan memerintahkan seperti Siri, Amazon Alexa dan Google Asisten dalam beberapa tahun terakhir. Dan lebih dari kemungkinan jika beberapa aplikasi pada toko Google Play bisa diganti dengan fungsi lanjutan dari AI asisten. Dan adanya dorongan baru terhadap aplikasi web yang progresif.
Sekarang, sistem operasi Android terus bertambah pada smartphone baru juga tablet, yang semuanya memiliki akses pada Google Play. Sehingga, platform lainnya dan produk seperti Android Wear jam tangan, Android Auto dan Android TV bisa digunakan juga.
Baca juga : Aplikasi Android Terbaik
Google sendiri pernah menjelaskan jika saat ini Google Play Store sudah memiliki 1 miliar lebih pengguna aktif di 190 negara seluruh dunia. Walau demikian, masih banyak hal yang perlu terus dikembangkan oleh Google dalam peningkatan pelayanan teknologi demi perkembangan Google dan penggunanya. Kualitas aplikasi yang masih belum sebanding dengan Apple App Store dan juga adanya masalah seperti keamanan, yang mana masih banyak terdapat virus malware. Selain dari perkembangan dan juga masalah yang terjadi, berikut ini beberapa hambatan pada Google Play sendiri:
1. Pembajakan
Selama ini, ada 32 negara yang hanya bisa melakukan pembelian aplikasi berbayar melalui Google Play, dan sisanya sebanyak 29 negara yang dapat melakukan penjualan aplikasi. Adapun keterbatasan penjualan ini bisa menimbulkan pada terjadinya kasus pembajakan aplikasi berbayar, khususnya pada negara yang belum didukung oleh aplikasi Google Play dan sudah tentu bisa berdampak pada kerugian besar.
Baca juga : Sejarah Youtube
2. Resiko Perangkat
Perangkat Android juga bisa digunakan dalam menjalankan aplikasi dari pengembang pihak ketiga. Saat proses instalasi, perangkat akan menanyakan apakah pengguna bisa mengizinkan aplikasi tersebut untuk melakukan akses juga modifikasi kepada perangkat, contohnya seperti akses internet, melakukan panggilan, mengirimkan SMS, membaca dan menulis data pada kartu memori, juga akses daftar kontak, mengirim data pengguna, dan masih banyak lagi lainnya. Dari semua itu yang kelak bisa membuat perangkat Android beresiko terhadap serangan virus atau malware. Walau saat ini serangan tersebut masih dalam ukuran kecil, namun harus tetap menjadi perhatian bagi perangkat Android yang menggunakan layanan Google Play.
3. Adanya Pasar Bebas
Google Play sudah siap dalam menghadapi era pasar bebas, di mana tidak ada sensor juga kontrol bagi aplikasi yang beredar. Pengguna yang memberikan penilaian, dengan memberikan rate mulai dari bintang 1-5 dan memberikan beberapa review juga komentar mengenai penggunaan aplikasi tersebut. Para pengguna juga dapat memilih aplikasi dengan jumlah bintang tertinggi, juga dengan mempertimbangkan pengalaman para pengguna lain yang memberikan komentar mengenai aplikasi ini. Sistem seperti ini membuat para pengembang aplikasi menjadi lebih responsif terhadap keinginan para pengguna. Kelemahan dari sistem ini bisa memungkinkan Google Play dimasuki oleh virus atau malware yang dapat mengganggu dan merugikan para penggunanya. Dan berdampak pada kerusakan aplikasi juga data pada perangkat.
Demikianlah beberapa penjelasan singkat mengenai sejarah Google Play Store yang bisa Anda ketahui. Semoga menjadi manfaat.