Sejarah Bali United FC – Serdadu Tridatu

Bali tidak hanya dikenal sebagai kota yang memiliki banyak keindahan wisata dan juga kulinernya saja. Namun juga salah satu klub pesebak bola ternama yaitu Bali United. Nama klub ini tidak hanya menjadi klub terbaik di Bali, juga menjadi satu klub yang begitu diidolakan seluruh rakyat Bali.

Terbukti dengan keahlian dan bagaimana sang pemain Bali United berlaga di beberapa pertandingan di Indonesia. Namun, tidak lengkap rasanya apabila hanya membicarakan klub bola ini tanpa mengetahui sejarah berdirinya, untuk itu simak penjelasan mengenai sejarah klub sepak bola Bali United berikut ini:

Baca juga : Borneo FC

Sejarah Dan Perkembangan Bali United

Sejarah Dan Perkembangan Bali United

Pendirian dan Tahun-Tahun Awal (1989-2003)

Klub ini berdiri pada tahun 1989 dengan nama Putra Samarinda Football Club. Putra Samarinda berlaga di Galatama dan kemudian menjadi Liga Indonesia sejak kompetisi resmi itu bergulir musim 1994 dan 1995.

Putra Samarinda mengalami kesulitan keuangan sejak mengikuti Liga Galatama dan Perserikatan digabung menjadi satu kompetisi. Pada tahun 2003, Putra Samarinda dan Persisam, Klub perserikatan yang didanai APBD Samarinda dimerger menjadi Persisam Putra Samarinda dan menggunakan lisensi Putra Samarinda untuk berlaga di Liga Indonesia. Pada tahun 2008/2009, Persisam Putra Samarinda menjadi juara liga Divisi Utama Liga Indonesia 2008 dan 2009 dan dipromosikan ke Liga Super Indonesia.

Untuk menghindari klub dari pailit dan juga meningkatkan daya jual serta prestasi, maka Putra Samarinda (Pusam) diambil alih pengusaha asal indonesia, Pieter Tanuri yang kemudian mengubah nama klub menjadi Bali United F.C. dengan berdiri di bawah badan usaha PT. Bali Bintang Sejahtera. Dengan demikian, tim yang berjuluk Pesut Mahakam tersebut pindah dari Stadion Palaran, Samarinda ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Baca juga : Madura United

Sejarah dan Perkembangan Bali United

Perubahan nama tim yang merupakan salah satu peserta Liga 1 itu setelah menjalin kerja sama dengan salah satu produsen ban, Corsa Motor Cycle Tire (PT. Multistrada). Komisaris Utama Pusam, Harbiansyah Hanafiah menerangkan, pihaknya bersedia mengubah nama dan bermarkas di Bali sekaligus menyerahkan kepemilikan Pusam, karena di Pulau Dewata itu belum ada tim sepak bola profesional yang berlaga di Liga 1. Dengan mengubah nama dan bekerjasama dengan PT. Multistradaitu untuk menyelamatkan Pusam dari kebangkrutan karena kurangnya dana baik dari sponsor maupun pendapatan tiket.

Bali United lalu menggunakan Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali sebagai kandang mereka setelah kepindahannya dari kota Samarinda. Lalu untuk tempat latihan menggunakan Lapangan Trisakti, Lapangan Banteng dan Lapangan Gelora Samudra.

Empat tahun terakhir Bali United jadi poros kekuatan baru di pentas elite sepak bola Tanah Air. Armada Tridatu kini anteng di puncak klasemen Shopee Liga 1 2019 dengan raihan 16 poin dari lima laga.

Sejarah Bali United berawal dari klub bernama Persisam Putra Samarinda, klub merger Persisam yang merupakan eks tim Perserikatan dan Putra Samarinda dari Galatama.

Pada tanggal 15 Februari 2015, Putra Samarinda diambil alih pengusaha asal Indonesia, Pieter Tanuri, setelah sebelumnya mengalami kesulitan finansial hingga akhirnya berpindah kandang ke Bali dan mengubah namanya menjadi Bali United FC.

Semenjak dipegang keluarga Tanuri, Bali United berubah menjadi tim pelanggan papan atas kompetisi kasta elite Indonesia. Berbekal dana berlimpah dan injeksi sponsor – sponsor kelas atas klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, dengan leluasa mendatangkan pelatih dan pemain terbaik.

Pada tanggal 17 Juni 2019, Bali United menjadi klub pertama yang memiliki saham go public di Asia Tenggara dan kedua di Asia.

Pada pembukaan perdagangan perdananya, harga saham perusahaan langsung melambung sebesar 69,14 persen ke level Rp 296 per saham dari nilai saham perdana Rp 175 per lembar. Klub ini melepas sebesar 33,33% kepemilikannya dengan total 2 miliar unit saham. Dengan demikian, dana yang diraup oleh klub ini mencapai Rp 350 miliar.

Baca juga : Bhayangkara FC

Sejarah dan Perkembangan Bali United

Bali United mencuri perhatian di pentas Liga 1 2017. Klub yang saat itu diasuh oleh Widodo Cahyono Putro jadi runner-up kompetisi. Sepanjang musim mereka bergantian menghuni posisi puncak klasemen bersama PSM Makassar, sebelum akhirnya merelakan gelar ke klub underdog, Bhayangkara FC.

Nafsu menjadi yang terbaik digelorakan kembali di Liga 1 2018. Namun, start buruk Stefano Lilipaly yang membuat langkah klub melambat di pengujung kompetisi. Sempat menjadi runner-up pramusim Piala Presiden 2018, Bali United menutup Liga 1 2018 dengan ada di jajaran papan tengah, yaitu di peringkat 11 klasemen.

Hasil jauh di bawah ekspektasi, mengingat skuat Bali United bertabur bintang – bintang top. Pencapaian minimalis ini jadi pelajaran bagi manajemen Bali United untuk berbenah menatap persaingan Shopee Liga 1 2019.

Manajemen Serdadu Tridatu mendatangkan pelatih bertangan dingin, yaitu Stefano Cugurra “Teco” yang sukses mengantar Persija Jakarta double gelar di musim lalu. Kedatangan Teco diikuti gerbong bintang. Pemain asing sarat reputasi macam Paulo Sergio dan William Pacheco kini ada di jajaran skuat Bali United. Mereka menambah deretan panjang bintang – bintang berkelas yang sudah ada di tim, layaknya Ilija Spasojevic, Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Yabes Roni, Taufiq, dan banyak lagi lainnya.

Baca juga : Deltras FC

Prestasi Bali United

Prestasi Bali United
  • 2015: Juara ke-3 Bali Island Cup 2015
  • 2015: Perempatfinal Piala Presiden 2015
  • 2015: Babak grup Piala Jenderal Sudirman 2015
  • 2016: Juara ke-3 Bali Island Cup 2016 (turnamen)
  • 2016: Juara ke-4 Piala Bhayangkara 2016
  • 2016: Peringkat ke-12 di Indonesia Soccer Championship A
  • 2017: Juara ke-2 Liga 1 2017
  • 2018: Juara ke-2 Piala Presiden 2018
  • 2018: Peringkat-11 Liga 1 2018

Suporter Bali United

Suporter Bali United

Bali United mempunyai banyak kelompok suporter, antara lain;

  • Semeton Dewata Semesta, S.D bangli, S.D klungkung, Semeton bulldog, Kenwa Negaroa dan sub lain dengan warna kebanggaannya Merah-Putih-Hitam (tridatu), Memilih untuk mendukung dari tribun timur dan beberapa dari tribun barat atau sayap dan VIP, ada juga suporter Lady Dewata untuk suporter perempuan.
  • Brigaz Bali yang memilih mendukung dari tribun selatan.
  • North Side Boys 12 yang mendukung dari tribun utara dan Basudewa Curva Sud mendukung dari tribun selatan.

Kini, Bali United juga memiliki ribuan pendukungnya di berbagai daerah di Bali dan di luar Bali.

Baca juga : Semen Padang FC

Penghargaan Bali United

Liga

  • Liga Indonesia Premier Division
  • Liga 1

Piala

  • Inter Island Cup
  • Bali Island Cup (termasuk format Trofeo)
  • Trofeo Persija
  • Trofeo Bali Celebest
  • Piala Presiden

Keberhasilan liga ini membawa kepada kemenangan tentu menjadi nilai istimewa bagi pihak pengelola dan juga penggemarnya. Karena itu mengapa Bali United selalu menjadi pemain terbaik, dukungan banyak pihak yang diberikan secara optimal dan berkelanjutan. Semoga penjelasan singkat mengenai sejarah klub sepak bola Bali United menjadi tambahan wawasan pembaca mengenai dunia bola di tanah air.