Antisipasi Investasi di Bawah Ancaman Resesi

Mencermati investasi terbaik tahun 2020. Resesi keuangan adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Dalam kondisi yang kritis siapapun bisa saja mengalami kebangkrutan dan kemerosotan ekonomi yang drastis. Meskipun tidak ada jaminan 100% resesi akan terjadi atau tidak. Namun setiap dari kita harus mempersiapkan strategi antisipasi dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan gejolak ekonomi di tahun 2020. Perlu kita cermati siklus ekonomi seperti apakah situasi saat ini dan masa depan. Siklus ekonomi akan terus berputar diantaranya booming, slowdown, recovery dan resesi. Dengan memahami situasi ekonomi yang terjadi atau akan terjadi, dengan mudah kita bisa melakukan komposisi aset yang pastinya berbeda di setiap siklusnya.

Antisipasi Investasi di Bawah Ancaman Resesi

Tahun 2019 akan segera berkahir. 2019 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan karena perang dagang antara AS dan Cina. Ketidak pastian yang menimpa investasi tahun ini nampaknya diprediksi masih akan membayangi perekonomian Indonesia. Sampai hari ini saham merupakan insrtumen investasi yang harus dicermati. Disamping itu masih ada juga obligasi dan cash. Oportunity dari kemungkinan resesi adalah peluang para investor untuk berinvestasi terbuka lebar. Apapun kondisi dan situasi yang ada, tetap berinvestasi harus di lakukan. Indonesia sendiri masih memiliki optimisme terhadap pasar sahamnya. Pasar saham Indonesia diproyeksi masih bisa memberi return yang bagus.

Baca juga : Tips Bermain Trading Forex

Mencermati Investasi Terbaik Tahun 2020

Mencermati Investasi Terbaik Tahun 2020

Apa yang harus dilakukan seorang investor dalam menghadapi ancaman resesi pada tahun 2020. Selektif dalam membeli saham. Jika sebelumnya anda adalah investor yang memiliki tipe agresif dalam membeli saham. Mungkin tahun sebelumnya anda tidak terlalu detail memeriksa fundamental perusahaan, tidak mengevaluasi pergerakan saham perusahaan. Maka di tahun 2020 anda harus selektif membeli. Pertimbangkan atau bahkan hindari aktivitas  membeli saham dari perusahaan yang fundamentalnya biasa atau bahkan buruk. Karena jika memaksakan membeli saham seperti itu, kemungkinan besar uang anda akan berhenti dan tidak bisa dijual lagi. Kalau sudah begitu bukan meraih untung, anda justru akan merugi.

Pengertian cash is king bisa benar tetapi bisa juga tidak. Selain uang memang penting, namun cash flow juga sama pentingnya. Mempersiapkan banyak cash hanya untuk langkah antisipasi awal. Selanjutnya anda harus memikirkan uang tersebut akan dikembangkan sebagai apa agar menjadi cash flow bagi anda. Pada periode resesi cash bisa membantu anda menghadapi situasi terburuk sekalipun.

Baca juga : Tips Cerdas Trading Emas

Mencermati Investasi Terbaik Tahun 2020

Apabila ada penurunan saham, karena anda memiliki cash, maka bisa langsung membeli saham yang turun milik perusahaan-perusahaan bagus. Namun bila anda tidak memepersiapkan cash. Pada saat saham turun maka menjadi malapetaka. Karena anda tidak bisa ikut berinvestasi namun masih harus bertahan menghadapi penurunaan harga saham yang anda miliki. Selain itu harga saham yang turun jangan lantas panik kemudian menjual semua saham yang anda punya sebelum saatnya. Apabila memang ingin menjual beberapa saham anda. Anda bisa memulai memeriksa manakah saham yang bisa anda jual saat ini yang tidak memiliki fundamental yang bagus. Saham yang membuat portofolio anda merah.

Perhatikan dimana sektor invetasi anda. Hindari berinvestasi pada sektor komoditas di tahun 2020. Mungkin terlihat spekulatif jika anda berinvestasi pada sektor komditaf. Pilih saham yang sifatnya saham defensif. Saham defensif merupakan saham yang tahan menghadapi situasi ekonomi. Dimana produknya selalu anda pakai atau anda cari walaupun dalam situasi krisis. Didalam setiap resesi terdapat kemungkinan untuk mendapat kesempatan yg lebih baik memperbaiki investasi anda. Karena harga saham yang turun bisa anda gunakan sebagai moment membeli saham yang bagus.

Baca juga : Strategi Jitu Trading Emas

Mencermati Investasi Terbaik Tahun 2020

Kredit Swiss memprediksi bahwa resesi tidak akan terjadi pada tahun 2020. Karena pertumbuhan ekonomi dunia tercatat disokong oleh kebijakan moneter, pelonggaran fiskal dan penurunan harga minyak. Secara global diprediksi perekonomian global akan tumbuh sebanyak 2,5%. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan keuangan dunia. Adanya perang dagang Cina dan AS. Keputusan Inggris melakukan brexit. Konflik di Timur Tengah yang tidak juga mereda. Kebijakan bank-bank central yang tidak akan memangkas bunga tahunan kembali.

Perekonomian akan berjalan lebih lambat pada tahun 2020. Sementara pada sektor manufaktur ada sedikit pemulihan. Fakta tersebut akan berdampak pada investor yang ingin menguji peruntungannya ditengah suku bunga yang rendah. Pasar saham sendiri sangat dipengaruhi oleh sentimen jangka pendek. Beberapa sektor yang bisa anda coba untuk berinvestasi pada tahun depan. Diantaranya investasi di sektor tekhnologi, sektor keuangan perbankan, sektor properti, sektor otomotif dan sektor konsumer. Sementara pada beberapa sektor seperti kesehatan, energi, tambang dinilai cukup netral pergerakannya untuk berinvestasi pada tahun depan. Saat suku bunga sudah diturunkan tinggal mendongkrak kemampuan daya beli. Mengingat investasi dalam negeri juga belum berjalan dengan baik.

Sementara bila anda ingin berinvestasi pada surat obligasi. Lebih baik membeli obligasi dengan rating double B agar tidak terlalu beresiko. Sebab investasi pasar obligasi di proyeksi yieldnya akan negatif. Walau masih ada peluang dari obligasi corporasi invesment grade. Hal ini didasari kekhawatiran pasar terhadap dampak perang dagang. Walaupun berjalan lambat tetapi pertumbuhan ekonomi global di proyeksi akan bertumbuh stabil.Sepanjang tahun 2019 proyeksi ekonomi global kerap mengalami pemangkasan karena banyaknya ketidak pastian . Sementara pada tahun depan bank-bank sentral dari berbagai pemerintahan, tidak lagi memangkas suku bunga acuan kembali.

Baca juga : Langkah Profit Trading Emas

Mencermati Investasi Terbaik Tahun 2020

Margin perusahaan yang semakin tertekan patut diwaspadai oleh para investor. Fokus pada growth sector dan perusahaan yang menjanjikan good deviden. Return yang bisa investor harapkan returnnya bisa lebih tinggi dari obligasi yaitu setidaknya sekitar 10%. Sementari pada sektor forex, investasi pada mata uang Yen Jepang akan menguat pada tahun 2020. Emas masih akan bertahan nilainya ditopang dari suku bungan acuan rendah dan ketidakpastian global. Keuntungan investasi setelah dikurang inflasi itulah yang bisa menopang dari nilai investasi emas.

Baca juga : Belajar Cara Berinvestasi

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan perekonomian global memang diprediksi akan melambat. Oleh sebab itu pemerintah pusat mengupayakan banyak hal untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2020. Diantaranya adalah menjamin kemudahan perijinan ekspor. Mengurangi impor minyak dan gas. Menyelesaikan pembebasan lahan dalam negeri. Dengan mengerjakan itu semua di harapkan pertumbuhan ekonomi dapat dicapai . Kebijakan bersama antara pemerintah dengan pihak regulator harus berjalan seimbang. Supaya semua perencanaan program pemerintah tersebt dapat berjalan maksimal. Hasil data BEI mengatakan bahwa iklim investasi di Indonesia bisa mendongkrak laju pertumbuhan perekonomian Indonesia. Investasi di Indonesia memberi sumbangan yang cukup besar terhadap pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Pemerintah sendiri merasa positif terhadap potensi perkembangan investasi dalam negeri. Sejauh ini semoga cukup memberi informasi baru bagi anda yang masih bingung terhadap kemungkinan di tahun depan.  Selamat menganalisa.